Elektabilitas Bukan Faktor
Tunggal Penentu Kemenangan
FAKTOR
elektabilitas bukanlah satu-satunya penentu kemenangan dalam pilkada. Ini hanya
menjadi petunjuk agar para calon memahami di mana lumbung suara terbesarnya. “Kalau
kita melihat pertarungan elektoral dalam Pilkada, harus bertumpu pada
elektabilitas. Tapi perlu dipahami bahwa itu bukan merupakan satu- satunya
faktor penentu kemenangan. Setidaknya, survei bisa menjadi petunjuk agar para
calon memahami di mana lumbung suara terbesarnya,” ujar pengamat politik Voxpol
Center Pangi Syarwi Chaniago.
Namun,
ia menilai peluang La Nyalla Mattalitti memenangkan pemilihan Gubernur Jawa
Timur 2018 cukup besar, mengingat tingkat elektabilitas mantan Ketua Umum PSSI
itu sebesar 13%. "Elektabilitas La Nyalla sebesar 13% menurut hasil survei
itu cukup bagus. Paling tidak itu merupakan modal dia dalam menjaring dukungan
lebih besar, mengambil empati, dan menggali potensi yang belum tergarap dengan
baik,” ujar Pangi di Jakarta, Jumat (20/7).
Mengenai
kriteria sosok pemimpin, dikatakan Pangi memiliki perbedaan di masing- masing
daerah tergantung dari pendekatan yang dilakukan oleh calon gubernur kepada
masyarakat. Kalau sejumlah kandidat memiliki latar belakang politisi, La Nyalla
satu-satunya kandidat cagub Jatim yang berlatar belakang pengusaha. Kondisi itu
bisa menjadi kekuatan tersendiri karena dia dianggap lebih memahami persoalan
ekonomi. Di sisi lain masyarakat sudah mengetahui kasus yang sempat menimpa La
Nyalla sudah clear dan berdasarkan keputusan MA ia dinyatakan tak bersalah.
Pangi
mengimbau agar La Nyalla melakukan beberapa langkah untuk memompa
elektabilitasnya seperti melakukan pendekatan kepada relawan, sering mengadakan
kegiatan tatap muka atau mengadakan dialog dengan warga, dan juga mendekati
komunitas-komunitas di Jatim. “Siapkan strategi bagaimana bisa mendulang suara
dengan pendekatan dari segi relawan, mesin partainya, lalu kemampuan bertatap
muka atau menghadiri dialog dengan warga. Kemudian mendekati komunitas apakah
itu komunitas petani, pedagang, nelayan, atau kelompok-kelompok yang punya
pengaruh besar di Jawa Timur,” paparnya.
Sebelumnya
LKPI (Lembaga Konsultan Politik Indonesia) merilis bahwa La Nyalla memiliki
tingkat keterpilihan sebanyak 13,1% mengalahkan Khofifah Indar Parawansa
(Mensos) 12,3%, dan Saifulah Yusuf (Wagub Jatim) 11,2%. (OL-4) : Sumber : oleh Panca
Syurkani; http://mediaindonesia.com/ news/read/114174/elektabilitas-bukan-faktor-tunggal-penentu-kemenangan/2017-07-22)