July 24, 2017

Elektabilitas Bukan Faktor Tunggal Penentu Kemenangan

 Elektabilitas Bukan Faktor Tunggal Penentu Kemenangan

FAKTOR elektabilitas bukanlah satu-satunya penentu kemenangan dalam pilkada. Ini hanya menjadi petunjuk agar para calon memahami di mana lumbung suara terbesarnya. “Kalau kita melihat pertarungan elektoral dalam Pilkada, harus bertumpu pada elektabilitas. Tapi perlu dipahami bahwa itu bukan merupakan satu- satunya faktor penentu kemenangan. Setidaknya, survei bisa menjadi petunjuk agar para calon memahami di mana lumbung suara terbesarnya,” ujar pengamat politik Voxpol Center Pangi Syarwi Chaniago.


Namun, ia menilai peluang La Nyalla Mattalitti memenangkan pemilihan Gubernur Jawa Timur 2018 cukup besar, mengingat tingkat elektabilitas mantan Ketua Umum PSSI itu sebesar 13%. "Elektabilitas La Nyalla sebesar 13% menurut hasil survei itu cukup bagus. Paling tidak itu merupakan modal dia dalam menjaring dukungan lebih besar, mengambil empati, dan menggali potensi yang belum tergarap dengan baik,” ujar Pangi di Jakarta, Jumat (20/7).

Mengenai kriteria sosok pemimpin, dikatakan Pangi memiliki perbedaan di masing- masing daerah tergantung dari pendekatan yang dilakukan oleh calon gubernur kepada masyarakat. Kalau sejumlah kandidat memiliki latar belakang politisi, La Nyalla satu-satunya kandidat cagub Jatim yang berlatar belakang pengusaha. Kondisi itu bisa menjadi kekuatan tersendiri karena dia dianggap lebih memahami persoalan ekonomi. Di sisi lain masyarakat sudah mengetahui kasus yang sempat menimpa La Nyalla sudah clear dan berdasarkan keputusan MA ia dinyatakan tak bersalah.

Pangi mengimbau agar La Nyalla melakukan beberapa langkah untuk memompa elektabilitasnya seperti melakukan pendekatan kepada relawan, sering mengadakan kegiatan tatap muka atau mengadakan dialog dengan warga, dan juga mendekati komunitas-komunitas di Jatim. “Siapkan strategi bagaimana bisa mendulang suara dengan pendekatan dari segi relawan, mesin partainya, lalu kemampuan bertatap muka atau menghadiri dialog dengan warga. Kemudian mendekati komunitas apakah itu komunitas petani, pedagang, nelayan, atau kelompok-kelompok yang punya pengaruh besar di Jawa Timur,” paparnya.


Sebelumnya LKPI (Lembaga Konsultan Politik Indonesia) merilis bahwa La Nyalla memiliki tingkat keterpilihan sebanyak 13,1% mengalahkan Khofifah Indar Parawansa (Mensos) 12,3%, dan Saifulah Yusuf (Wagub Jatim) 11,2%. (OL-4) : Sumber : oleh Panca Syurkani; http://mediaindonesia.com/ news/read/114174/elektabilitas-bukan-faktor-tunggal-penentu-kemenangan/2017-07-22)