August 15, 2019

Politik Identitas dalam Pilkada



Politik Identitas dalam Pilkada
Oleh  :  Azyumardi Azra
Politik identitas tampak kembali menemukan momentum. Fenomena ini terjadi tak hanya dalam pilkada dan pemilu di Indonesia, tetapi juga di banyak negara berpenduduk majemuk, di mana kaum Muslim merupakan penduduk mayoritas atau jadi kelompok minoritas.
Fenomena ini, misalnya, juga terungkap dalam penelitian Tufyal Choudhury (2007) tentang kebangkitan politik identitas di kalangan kaum Muslim Inggris. Dalam pengamatannya, sejak 1990-an terjadi peningkatan signifikan politik identitas di kalangan kaum Muslim.
Peningkatan politik identitas Islam itu tak jarang tumpang tindih dengan identitas etnis. Dalam kasus Inggris, politik identitas Islam tumpang tindih dengan etnisitas Pakistan atau Banglades yang berhadapan dengan hegemoni Anglo-Saxon. Gejala sama terlihat di Jerman. Politik identitas Islam tumpang tindih dengan etnisitas Turki.
Politik identitas Islam yang berpadu dengan etnisitas juga terlihat di Malaysia, seperti diwakili Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) dan Partai Islam se-Malaysia (PAS). Hasil perpaduan politik itu adalah ”politik komunal” sangat divisif dan sengit intra-Muslim dan antarumat berbeda.
Peningkatan agama sebagai politik identitas terjadi karena kombinasi berbagai faktor internal dan eksternal. Politik identitas agama menguat, antara lain, karena meningkatnya semangat memegang Islam lebih ketat berhadapan dengan tantangan dan ancaman kebangkitan politik, baik di tingkat lokal, nasional, maupun internasional, yang dianggap mengancam eksistensi, identitas, dan ekspresi keislaman Muslimin.
Fenomena politik identitas Islam bukan gejala baru di Indonesia. Sejak Pemilu 1955 sampai Pemilu Presiden 2014 dan pilkada sejak 2005 sampai pilkada serentak 2017, politik identitas Islam hampir selalu hadir.
Politik identitas agama sempat menyurut saat rezim Orde Baru menetapkan Undang- Undang Nomor 8 Tahun 1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan (Ormas). Semua ormas, termasuk parpol, wajib menggunakan asas tunggal Pancasila. Politik identitas bangkit kembali pada Orde Reformasi saat parpol dibenarkan mengganti asas Pancasila dengan agama sehingga parpol berasas Islam dan Kristen tampil kembali.
Namun, politik identitas Islam tidak pernah berjaya di Indonesia, baik di tingkat lokal maupun nasional. Penyebab pokoknya adalah watak Islam Indonesia yang inklusif dan akomodatif, intra dan antar-umat.
Masalahnya kini eskalasi politik identitas Islam akibat dibawanya isu teologis dan fikih ke dalam kontestasi politik partisan. Ini mengakibatkan peningkatan khilafiyah (pertikaian keagamaan) di kalangan Muslimin sendiri. Soal khilafiyah—apalagi terkait politik dan kekuasaan—menimbulkan tensi serta konflik intra dan antarumat.
Isu teologis, misalnya, terkait tuduhan ”munafik” atau ”kafir” dari sekelompok Muslim terhadap Muslim lain yang berbeda sikap dan posisi politik. Isu fikih, misalnya, terkait tentang memberikan suara pada calon non- Muslim dalam pilkada; paling kontroversial tentang boleh atau tidak menshalatkan orang Islam yang mencoblos calon non-Muslim.
Khilafiyah sektarianisme aliran di antara Muslimin sudah terjadi sejak masa pasca Nabi Muhammad SAW dengan munculnya berbagai aliran kalam (teologi), fikih, dan tasawuf. Sektarianisme aliran memburuk ketika terkait politik dan kekuasaan.
Gejala eskalasi politik identitas dengan khilafiyah sektarianisme religio-politik di Indonesia, beberapa waktu lalu, sempat terlihat dari adanya spanduk di beberapa masjid yang menyatakan masjid itu menolak menyelenggarakan shalat jenazah bagi jenazah yang pada masa hidupnya memberikan suara kepada pasangan calon tertentu di Pilkada DKI Jakarta. Entah siapa yang membuat, spanduk serupa juga sempat dipasang di ”jalan tikus”, pagar, dan tempat lainnya.
Mengerasnya politik identitas khilafiyah sektarian ini bukan sekadar pernyataan spanduk, melainkan menjadi aksi konkret. Ini terlihat dari penolakan menshalatkan jenazah Hindun binti Raisan (77) di mushala di dekat rumahnya, sekitar Setiabudi, Jakarta Selatan.
Nasib yang sama dialami jenazah Siti Rohbaniah (80) yang ditolak pengurus masjid di kawasan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Jenazah almarhumah akhirnya dishalatkan setelah keluarga menandatangani pernyataan mendukung calon tertentu dalam Pilkada DKI Jakarta yang disodorkan ketua RT. Memang shalat jenazah tidak wajib dilakukan di masjid atau mushala. Jenazah bisa dishalatkan di rumah atau tempat lain yang bersih, suci, dan pantas sebagai tempat menyelenggarakan shalat umumnya.
Jelas sesuai ketentuan fikih, kaum Muslim wajib menyelenggarakan jenazah; memandikan, mengafani, menshalatkan, dan menguburkan. Wajib ini fardhu kifayah—sebagian Muslim wajib melakukan. Jika tidak, semuanya terkena dosa. Penolakan (pengurus) masjid atau mushala menshalatkan jenazah hanya karena alasan politik partisan tidak sesuai dengan ajaran Islam (fikih). Perbedaan sikap dan posisi politik semestinya tak jadi alasan untuk tidak menjalankan perintah wajib menyelenggarakan jenazah.
Kaum Muslim yang adalah bagian terbesar bangsa Indonesia semestinya tetap memelihara ukhuwah Islamiyah, ukhuwah wathaniyah, dan ukhuwah insaniyah. Tak sebaliknya, hanya karena politik partisan dan kekuasaan merusak ketiga bentuk ukhuwah lewat aksi politik identitas khilafiyah sektarian dengan, misalnya, menolak ketentuan wajib memberikan kehormatan dan pemuliaan terakhir kepada jenazah.

Sumber : Kompas.id., 21 Maret 2017  Azyumardi Azra, Guru Besar Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


April 4, 2019

Pilkada Serentak 2018 10 Langkah Efektif Memanangkan Pilkada


Pilkada Serentak 2018
10 Langkah Efektif Memanangkan Pilkada
ISBN : 978-602-336-509-8
Jumlah Halaman : 311 halaman

Pembentukan Tim Sukses. Merupakan Kunci keberhasilan dalam proses memenangkan Pilkada dan hal itu tidak akan terlepas dari faktor dukungan orang lain. Bagaimana pun juga, setiap orang sukses yang Anda lihat hari ini, adalah mereka yang berhasil karena didukung penuh oleh banyak orang di sekitarnya. Baik dari dukungan moral, material maupun dukungan teknis. Pertanyaan selanjutnya, apakah mudah untuk mendapatkan dukungan tulus seperti itu dari orang lain? Bagaimana cara orang-orang sukses tersebut bisa mendapatkan dukungan yang hebat dan tulus dari orang di sekitarnya? Menarik kan? Dan di sanalah kuncinya. Apakah anda tergolong orang yang suka menolong orang lain? Atau malah sukanya justeru menyakiti orang lain dan itu ada di Buku ini.
 
Kemudian yang tidak kalah menariknya adalah mengetahui TATA CARA dan Peraturan yang menjadi dasar Pilkada itu sendiri. Khususnya Pilkada Serentak Tahun 2018. Anda tidak mungkin bisa mengikuti pemilukada kalau anda tidak mengetahui proses seleksinya atau belum mengetahui peraturannya bahkan jadwal-jadwalnya. Peraturan itu ada di dalam UU dan ada di Peraturan Menteri dan Praturan Pilkada itu sendiri, dan membaca itu semuanya tentu akan memakan waktu dan menyita perhatian. Nah dalam buku ini anda akan mendapatkannya secara detail tetapi sudah siap saji. Artinya anda cukup membaca inti sarinya saja. Sederhanakan? Ya sangat sederhana.



Juga yang tidak kalah pentingnya adalah memanfaatkan peran Media Sosial seperti Facebook, Google, Instagram, Twitter Dll Media social ini kalau bisa anda manfaatkan maka ia akan menjadi sarana kampanye yang sangat menyenangkan dan efektif. Tetapi itu memerlukan Strategi dan Taktik yang benar dan cerdas. Ingat tidak semua orang bisa memanfaatkan media social dengan baik, dan untuk itu anda sebaiknya mencari orang yang ahli dalam hal tersebut dan memberikan Buku ini padanya; sebab memanfaatkan media Sosial untuk Pilkada perlu pengetahuan yang benar dan tepat; kalau tidak anda malah akan mendapatkan masalah.

Nah Buku ini, adalah buku pegangan bagi mereka yang ingin maju di Pilkada 2018, atau mereka yang ingin memenangkan Calonnya, baik itu untuk Gubernur, Bupati atau Walikota. Akan sangat baik lagi kalau Tim Inti atau Tim Sukses Anda bisa memegang buku ini sebagai panduan mereka di lapangan, baik di meja diskusi atau di lapangan kampanye yang sesungguhnya. Ingat Kampanye bukan hanya soal, memobilisasi masa tetapi bagaimana bisa memobiliasi, dan sekaligus menjadikannya jadi pendukung yang baik dan fanatic Anda. Nah Ilmunya itu ada dalam Buku ini Bacalah? Dan Itu Sangat Perlu

February 6, 2019

Bangun Personal Branding untuk Tingkatkan Elektabilitas




Bangun Personal Branding untuk  Tingkatkan Elektabilitas
           
Sebagai Kandidat,  sebagai sebuah produk maka cara pemasarannya memang sama-sama penting. Namun, sebagai kandidat Anda harus mampu mendukung peningkatan elektabilitas. Nah, hal itu berarti membutuhkan personal branding yang baik. Bagaimana membuat pribadi Anda jadi menarik, menjadi salah satu cara mendorong keterpilihan anda ke level selanjutnya?  Dengan tumbuhnya media Online, tentunya kita juga ingin tahu, apakah sesuatu yang kita idolakan itu berasal dari orang yang tepat. Berikut ini cara bagaimana Anda bisa meningkatkan personal branding untuk meningkatkan elektabilitas.
.
Tidak bisa disangkal. Popularitas merupakan modal penting dalam politik. Investasi menambah popularitas tidaklah murah. Jika salah strategi,kegiatan yang bertujuan untuk mendongkrak popularitas hanya akan sia-sia tanpa menghasilkan apa-apa. Strategi meningkatkan popularitas harus dilakukan dengan memanfaatkan media Off dan On Line dengan baik.  Kegiatan offline dapat dilakukan diantaranya dengan kampanye massa, event, dan kunjungan ke lapangan atau program “tatap muka atau blusukan”. Sedangkan kegiatan online dilakukan melalui platform yang bersifat relationship, interaction, dalam kaitannya dengan personal branding. Tujuan utamanya  adalah untuk memperkuat awareness atau keberadaan Tokoh yang lagi diusung tersebut.

Perlu Sosialisasi. Kandidat memang perlu disosialisasikan atau pengenalan Kandidat kepada Publik.  Sebagai kandidat, ibarat sebuah sebuah produk maka cara pemasarannya memang penting. Namun, sebagai pemiliknya Anda harus mampu mendukung peningkatan kesadaran publik atas Kandidat Anda atau Anda. Nah, hal itu berarti membutuhkan PERSONAL BRANDING yang baik. Bagaimana membuat pribadi Anda menjadi salah satu yang menarik, merupakan cara mendorong upaya anda ke level selanjutnya? Dengan tumbuhnya kesadaran publik, tentunya kita juga ingin memastikan, apakah sesuatu yang kita perkenalkan itu berasal dari Organisasi yang tepat.

Anda tidak akan dikenal jika tidak punya komitmen untuk datang dan tampil ke dalam setiap acara, apalagi acara kegiatan Organisasi anda sendiri. Kehidupan memang kian ramai dan kanal media sosial semakin kencang. Kehadiran Anda, bahkan kalau perlu menampilkan diri melalui konten media sosial, bisa membantu meningkatkan personal branding Anda. Namun, jangan hanya datang, tetapi juga berbaur dengan pengunjung. Dari situ, Anda bisa memperkenalkan diri dan mencari insight langsung dari calon pemilih serta rekan-rekan anda dalam lingkungan partai.

Karena itu dalam setiap kesempatan, jangan hanya datang, tetapi juga berbaur dengan pengunjung. Dari situ, Anda bisa memperkenalkan diri dan mencari INSIGHT langsung dari calon pemilih anda. Kehadiran memang penting, tetapi kredibilitas Anda juga amat penting.  Sesaat setelah hadir, Anda membutuhkan kredibilitas untuk menghasilkan kerja sama dan berkolaborasi. Lalu, bagaimana caranya? Mulailah dengan cara sederhana. Pastikan selalu menepati janji dengan publik anda. Bertanggung jawab pada organisasi dengan jalan berperan secara positip dalam berintegraksi dengan kalangan organisasi beserta orang-orangnya. Pastikan anda ada di sana untuk ikut membesarkan organisasi. Kredibilitas juga bisa dibangun dengan menyajikan berbagai keberhasilan anda dalam Organisasi yang bisa memberikan rasa senang bagi para pihak.

Personal Brand story - Setelah dan ketika membangun kredibilitas, tentu saja siapa diri anda harus diketahui oleh lebih banyak orang lagi. Ceritakan “diri Anda” kepada audiens lewat berbagai kanal media. Jika suka menulis, tulislah melalui blog, jika suka foto lakukan di Instagram, atau kalau lebih suka berbicara, Anda bisa melakukan INSTASTORY atau bahkan membuat vlog di Youtube. Buatlah kegiatan Anda menjadi bagian dari perjalanan hidup Organsiasi Anda. Lalu apa yang bisa diceritakan? Banyak hal, misalnya keseharian Anda dalam menjalankan peran anda selama ini, pencapaian, atau bertemu “fans loyal”. Semua menjadi bagian dari cerita Anda.

Upaya untuk membangun Branding dapat juga dilakukan lewat berbagai pola. Pola pertama, apabila kegiatan partai politik atau kandidat capres atau cawapres hanya diarahkan pada sesuatu yang sifatnya transaksional misalnya bagi-bagi brosur, bagi-bagi logistik seperti kaos, kalender, topi, gantungan kunci dan lain-lain. Anda juga harus hadir dan ikut berperan dalam acara seperti ini dan mempersiapkan milik anda dengan baik.

Pola kedua adalah apabila kandidat atau partai politik melakukan aktivitas kampanye dengan strategi langsung turun ke lapangan. Langkah ini memimiliki tingkatan yang lebih tinggi. Beberapa hal yang dilakukan dalam kegiatan ini adalah seperti kegiatan blusukan, melakukan perlombaan, pentas kesenian, kegiatan pameran, atau bahkan memberikan pendampingan dan bantuan pada korban bencana alam dan lain-lain. Strategi ini cukup efektif, namun belum menjamin loyalitas pemilih.

Sedangkan Pola berikutnya adalah engagement hal ini ditujukan untuk membangun ikatan yang kuat antara pemilih dan kandidat atau partai politik. Hasilnya adalah buzzword (pembicaraan dimedia dari mulut ke mulut) dan advocacy (Pembelaan yang tanpa diminta) yang sangat efektif demi meningkatkan preferensi pemilih. Beberapa aktivitas yang dapat dilakukan misalnya membangun platform online dan offline dengan sistem database dan melakukan aktivitas melalui kegiatan-kegiatan yang melibatkan partisipasi dan interaksi yang berkelanjutan dengan komunitas.

Membangun Personal Branding

Dengan Produk ini Anda dapat : Meningkatkan Kredibilitas dan Nilai Brand Anda secara Cepat dengan Levidio Personal Branding ; Anda dapat dengan mudah merubah konten hanya dengan Powerpoint, Klik , Edit dan Ganti!; Membantu membentuk Personal Branding yang membedakan Anda dengan Kompetitor; Memudahkan Anda Menarik Target Audiens, Kualitas Konten yang sangat baik, mudah dimengerti; Tutorial Lengkap Mulai dari Dasar, Sangat cocok untuk pemula hingga lanjutan ; dan Hasil akhir bisa digunakan untuk membuat jasa pembuatan video atau grafis. Info Lebih Lanjut Lihat Disini.

Personal Branding Jadi Mudah