June 26, 2023

Pilkada bukanlah Soal Banyak Uang. Ini soal Strategi memenangkan Persaingan Para Tokoh

Pilkada bukanlah Soal Banyak Uang. Ini soal Strategi memenangkan Persaingan Para Tokoh. Strategi SunTzu Memenangkan Pilkada-Jurus Paling Ampuh Untuk Memenangkan Tokoh.


Untuk Memenangkan PilKada Anda perlu Menguasai Ini : Tentukan Platform Anda: Nyatakan dengan jelas visi, tujuan, dan prioritas Anda untuk area tersebut. Kembangkan platform komprehensif yang menangani isu-isu utama dan selaras dengan kebutuhan dan aspirasi konstituen.

Untuk Memenangkan PilKada Anda perlu Menguasai Ini :

Keterampilan Kepemimpinan: Seorang gubernur yang sukses harus memiliki kualitas kepemimpinan yang kuat, termasuk kemampuan untuk menginspirasi dan memotivasi orang lain, membuat keputusan sulit, dan mengelola sumber daya dan personel secara efektif.

Kecerdasan Politik: Memahami lanskap politik di wilayah Anda sangat penting. Kembangkan pengetahuan yang mendalam tentang isu-isu lokal, pemangku kepentingan utama, dan kebijakan yang relevan untuk menavigasi kompleksitas tata kelola dan membangun hubungan yang efektif dengan berbagai kelompok.

Visi dan Strategi: Tetapkan visi yang jelas untuk masa depan wilayah Anda dan nyatakan rencana strategis untuk mencapainya. Gubernur yang efektif memiliki perspektif jangka panjang dan bekerja menuju pembangunan berkelanjutan, mengatasi tantangan mendesak sekaligus mendorong kemajuan dan pertumbuhan.

Komunikasi dan Hubungan Masyarakat: Keterampilan komunikasi yang efektif sangat penting bagi seorang gubernur. Mampu mengkomunikasikan visi, kebijakan, dan keputusan Anda secara jelas dan transparan kepada publik, media, dan pemangku kepentingan lainnya. Bangun dan pertahankan hubungan positif dengan konstituen untuk menumbuhkan kepercayaan dan keterlibatan.

Kemampuan Pemecahan Masalah: Sebagai seorang gubernur, Anda akan menghadapi berbagai tantangan dan konflik. Mampu menganalisis masalah yang kompleks, mengidentifikasi solusi yang layak, dan menerapkan strategi yang efektif sangat penting. Kembangkan reputasi untuk pemecahan masalah dan pengambilan keputusan yang efektif untuk membangun kepercayaan dan kepercayaan pada kepemimpinan.


Bangun Tim KapanyemU

Bangun Tim yang Kuat: Kelilingi diri Anda dengan tim kampanye yang cakap dan berdedikasi. Delegasikan tanggung jawab, termasuk penggalangan dana, penjangkauan pemilih, komunikasi, dan pengorganisasian akar rumput, kepada individu yang memiliki minat yang sama dengan Anda dan dapat menjalankan strategi kampanye secara efektif. 

Terlibat dengan Konstituen: Terhubung langsung dengan orang-orang di daerah Anda melalui pertemuan balai kota, acara komunitas, dan penggalangan dana dari pintu ke pintu. Dengarkan kekhawatiran mereka, pahami kebutuhan mereka, dan tunjukkan komitmen Anda untuk mewakili kepentingan mereka. Membangun kehadiran yang kuat di organisasi lokal dan terlibat dengan tokoh masyarakat. 

Manfaatkan Teknologi dan Media Sosial: Manfaatkan platform digital dan media sosial untuk memperkuat pesan kampanye Anda, menjangkau audiens yang lebih luas, dan terlibat dengan pemilih. Kembangkan kehadiran online yang komprehensif, termasuk situs web kampanye yang ramah pengguna, akun media sosial yang aktif, dan iklan digital bertarget untuk mengomunikasikan platform Anda secara efektif. 

Penggalangan Dana dan Manajemen Keuangan: Kembangkan strategi penggalangan dana yang kuat untuk mengamankan sumber daya yang diperlukan untuk kampanye Anda. Jangkau donatur individu, organisasi, dan bisnis yang selaras dengan platform Anda. Terapkan praktik manajemen keuangan yang efektif, lacak pengeluaran dan donasi secara transparan untuk membangun kepercayaan dan menjaga kepatuhan terhadap peraturan keuangan kampanye.

 Mantapkan KampanyeMu

Masa Kampanye adalah masa Memperkenalkan, menawarkan Pimpinan Baru. Karena itu  penting untuk bisa menokohkan “CALONMU” untuk jadi Pemenang Dalam Pilkada. Karena itu bangun BRAND TOKOHMU sejak dini. Kamu harus mempunyai Jaringan Network Kampanyemu yang diawali dengan adanya website, adanya jaringan Sosial Media dan bahkan beberapa diantaranya, meski secara terbatas seperti Baliho, Bendera, Leaflead Dll.

 


Masa Kampanye adalah masa Memperkenalkan Calon Pimpinan Baru yang Cocok untuk menjadi GubernUr, Bupati atau Walikota. Karena itu adalah sesuatu yang sangat penting untuk bisa MENOKOHKAN seorang Tokoh untuk dijadikan sebagai Pemenang Dalam Pilkada. Ibaratnya sebuah Produk Kamu harus Membangun BRAND SECARA PROFESSIONAL, sebelum masa Kampanye itu tiba. Dengan Demikian, maka pada saatnya Brand atau Tokoh yang kita Usung itupun akan mendapat sambutan yang baik. Sambutan yang selayaknya bagi seorang TOKOH PEMENANG PILKADA.


 

 

May 10, 2022

Cara Promosi Affiliate Marketing Yang Menjanjikan

 


Cara Promosi Affiliate Marketing Yang Menjanjikan

Mudahkah Berbisnis Affiliasi Itu?  Bukan apa-apa. Sebab saya sering Melihat Sahabat Sesama Online Menyebut Bisnis Affiliasi itu Mudah Meriah..Padahal menurut hemat saya…Jauh dari itu…Tapi apa mau dikata ..Ya Memang Begitulah adanya..Kata mereka Bisnis Affiliasi Mudah Dilakukan?  Soal Mudah Ya…saya juga setuju Memang Mudah. Tapi yang Orang Sering Lupa Adalah 95% Pebisnis Affiliasi Mengalami Kegagalan setelah mereka memulainya. 45 % Dari mereka Kapok setelah satu bulan Nggak Juga Memberikan Penghasilan. 20% Sama sekali Melupakan Bisnis Affiliasinya, sesaat mereka akan memulainya. Kenapa ?

Karena memang dari awal mereka sudah menganggap bahwa bisnis seperti ini mudah dilakukan dan juga nggak butuh modal yang gede. Bisa mereka menyebutnya mudah dilakukan, karena memang intinya adalah pada Produk yang akan mereka pasarkan. Kalau Link nya sudah dapat, ya tinggal pasarkan. Tetapi yang mereka lupa adalah “memasarkan” produknya itu justeru yang jadi persoalan. Kalau mereka masih kelas pemula, pasti kemampuan dan pengetahuan mereka terkait pemasaran produk masih “hijo”. Ditambah lagi kalau mereka belum mampu memanfaatkan Jaring pemasaran Sosial Media secara benar. Bisa dipastikan mereka pasti akan bermuram durja. Ternyata persaingannya super ketat. Mari lihat Penyebabnya.

Aspek yang paling penting dalam program afiliasi adalah promosi atau periklanan. Banyak pemasar afiliasi gagal dalam aspek ini karena mereka kurang pengetahuan, kurang pengalaman dan kurang kerja keras. Padahal boleh dikatakan Promosi merupakan hal terpenting dalam bisnis.

Bisnis ini mempunyai persaingan ketat dan di lain pihak Kastamer saat ini sangat selektip.  Mereka ingin membayar lebih sedikit tapi dapat lebih banyak. Beberapa hal yang membuat besarnya persentase kegagalan dalam bisnis affiliasi ini adalah :

Kurangnya persiapan, terlepas apakah ia pedagang atau afiliater. Bagian penting dari persiapan ini adalah meneliti. Meneliti apakah memang produknya berkualitas dan juga diminati banyak orang. Pastikan produk tersebut merupakan produk yang berkualitas, diperlukan dan sedang dicari oleh banyak orang. Kualitas dan harga bersaing dari produk juga dapat menjadi salah satu hal penarik konsumen untuk melakukan transaksi pembelian. Hal yang harus diperhatikan lainnya adalah kredibilitas pemilik produk, tentu saja termasuk apakah dia memberikan komisi sesuai kesepakatan, dan tepat waktu.

Kurangnya kreatifitas dalam beriklan Tidak dapat dipungkiri bahwa iklan merupakan elemen terpenting dalam menjalankan afiliasi. Kemampuan dalam menampilkan iklan yang inovatif serta kreatif adalah kata kuncinya. Iklan yang mampu memberikan kesan istimewa pada konsumen saat mempromosikan produk tersebut  dan mampu membawa calon pembeli ke website utama pemilik produk. Persaingan bisnis yang keras menuntut Anda untuk mampu lebih unggul dan inovatif dalam membuat iklan.

Banyak Melakukan Hard Selling  Kesalahan lain yang umum dalam menjalankan affiliate marketing ini juga bisa terjadi karena terlalu banyak melakukan hard selling. Mereka seolah tidak sabar dan langsung menawarkan Pembelian. Karena itu hindari penggunaan kata hard selling pada link seperti “Order Sekarang”, “Beli Sekarang”, atau “Ayo Beli” karena hal semacam itu akan terkesan memaksakan. Sebagai penggantinya, perbanyak konten dalam website Anda yang lebih memperkenalkan, mengedukasi pembaca sehingga membuat mereka tertarik dan malah mau membeli melalui link website Anda. Juga jangan sunkan untuk mengatakan bahwa anda memang jadi affiliater produk tersebut.

Kemudian yang Tidak kalah Serunya. Terlalu banyak mengikuti program affiliate marketing. Maksudnya terlalu banyak mempromosikan produk. Sebagai pemula, tentu tidak ada larangan untuk mengikuti banyak program affiliate marketing. Namun, hal tersebut dapat membuat konsentrasi anda terpecah. Oleh karenanya, Anda harus bijak dan selektip serta jangan terpengaruh terhadap program affiliate marketing lain. Fokuslah pada affiliate yang sedang anda jalankan.

Kenapa Bisnis Ini Menarik?

Apa Itu Bisnis Affilasi? Sederhananya Bisnis Affiliasi adalah bisnis  menjualkan produk atau layanan jasa orang lain dengan imbalan Komisi. Anda akan mendapatkan Komisi yang besarnya kisaran antara 5% sampai dengan 75% . Tegasnya. Bisnis Affiliasi Adalah Bisnis Promosi. Tapi memang soal enaknya. Bisnis Affiliasi memang menggiurkan. Minilam kalau anda membaca 10 alasan kenapa Bisnis ini bisa begitu menarik.

10 Alasan Kenapa  Sahabat  Perlu Berbisnis Afiliasi

  • Bisnis Terus Menghasilkan Uang Meski Anda Sedang Tidur
  • Bisa dilakukan Dari Mana Saja dan Kapan Saja
  • Potensi Penghasilan Tidak Terbatas, Hanya Langit Batasnya
  • Tidak Repot Buat Produk, tidak ada komplain pelanggan
  • Tidak Perlu Stok, tidak Usah Mengemas Nggak Perlu Kirim Produk
  • Menjadi Bos Bagi Diri Sendiri. Tidak Ada Atasan
  • Sesuka Hati Memilih Produk
  • Tidak Ada Resiko atau Resikonya Kecil Sekali
  • Tak perlu membuat web Promosi, Webnya Sudah Tersedia
  • Bisnis Affiliasi adalah Perpaduan Insting & Seni. Sukses Tidak Mengenal Siapa Anda.

Jalan Sukses Tiap Orang Memang Berbeda. Aku Percaya Itu. Jalan Menuju Sukses Tidak Akan Pernah Sama. Jalan SukSes  yang telah mengantarkan Banyak Orang. Bisa Jadi malah Tidak Cocok atau tidak Jalan Untuk Anda.Tiap Orang Punya Jalan Suksesnya Sendiri. Tapi pengetahuan dan pengalaman dalam hal apa saja pasti akan dengan sendirinya menjadi pembeda antara mereka yang akan berhasil dan yang sebaliknya.

Karena itu Meskipun bisnis ini disebutkan Mudah dilakukan. Tetapi hemat saya Seorang Pebisnis Affiliasi Harus Pede …dan harus punya kemampuan:

  • Mampu   Membuat Website dalam berbagai PlatForm  seperti WordPress atau Blogger;
  • Mampu Memanfaatkan Media Sosial Seperti  Facebook; Twitter; Instagrams ; LinkedIn Dll
  • Mampu Membuat Landing Page; Funnel Marketing.
  • Mampu Membuat Bahan Promosi Seperti : Artikel Promosi; Artikel Produk Review; Video
  • Mampu Memanfaatkan Tools Seperti PhotoShop; PowerPoints; MicroSoft Words ; Camtasia atau Inkscave; Kalau mereka tidak Punya kemampuan itu? Kualitas Promosinya  Pasti di Bawah Standar. Memang itu bisa dikerjakan Orang Lain. Kita tinggal Bayar. Tapi Itu Beda Lagi.

Lalu Gimana Donk ? Itulah Sahabat Saya ingin Menuliskannya disini. Karena bagaimanapun para pebisnis Affiliasi itu perlu mengetahui :

Apa itu Bisnis Affiliasi Marketing; Mulai dari persiapan awal sampai Berhasil. Mulai dari Mengetahui Cara Bekerjanya Bisnis Sampai Tahu Strategi Promosinya. Dan banyak Buku yang bisa dibaca untuk Ilmu seperti itu. Salah satunya ya….Juragan Formulanya. Ya…Formula Untuk Bisa Berhasil dalam Bisnis Affiliasi. Anda akan Tahu cara Promosi Yang Gratis dan itu ternyata Jumlahnya  Buanyak Sekali…Tapi anda juga harus mempunyai Promosi Berbayar. Tentu hal seperti itu Nggak masalah kalau…hasilnya sudah mulai masuk…

Pahami Cara Kerja Affiliate Marketing

Hal yang juga tidak kalah pentingnya. Memahami cara kerja affiliate marketing dengan Tahapan Yang Jelas. Semuanya secara logika bisa kamu kerjakan langsung, tidak ribet. Menjadi affiliate itu mudah. Yang jadi persoalan itu, bagaimana kamu mempromosikannya dan berhasil. Tantangan utama Adalah Menemukan Cara Promosi Yang Pas. Strategi promosi yang menarik Hati Para PelangganMu. Itu Saja. Nikmatnya itu Ya Kalau Anda Dapat Komisi.

Percayalah dengan Tiga Langkah Ini Anda Akan Berhasil. Pertama :  Pahami Ilmu dan Strategi Promosinya; Kedua    : Praktekkan; dan Ketiga : Ebvaluasi, temukan Promosi Baru…Lakukan Terus Sampai Kamu Berhasil.



October 5, 2021

Pilkada Madina 2020, Pertarungan Dua Patahana

Dari berbagai Pilkada yang digelar untuk tahun 2020, maka kasus yang menarik dari Pilkada 2020 adalah Pertarungan tentang Patahana yang bisa bertahan di Kalimantan Selatan dan persaingan dua Patahana ( Bupati vs Wakil Bupati ) di Kabupaten Madina Sumut. Dua daerah ini jadi menarik karena Selisih perbedaan perolehan suara yang mereka dapatkan tergolong  kecil. Artinya persaingan kedua pasang kandidat memang berimbang dan saling berkejaran. Untuk KalSel hal ini menarik, karena sang penantang ternyata hampir bisa mensejajarkan dirinya dengan Patahana. Jadi meski kalah tetapi ada pelajaran yang bisa dipetik dari sana. Di satu sisi ada keyakinan para pemilih akan beralih dari Patahana dan berbalik untuk mendukung Pendatang baru, tetapi faktanya justeru terbalik. Patahana juga yang jadi Pemenang. Begitu juga di Kabupaten Madina, di prediksi Pak Bupati Patahana akan dengan mudah memenangkan Pertarungan, ternyata yang menang malah Patahana Wakil Bupatinya. Apakah ini melulu soal kualitas kepemimpinan atau cara berkampanye yang jadi kunci berhasilan?

Pilkada Madina 2020, Pertarungan Dua Patahana

 

Ya ... Dari berbagai Pilkada yang digelar untuk tahun 2020, maka kasus yang menarik dari Pilkada 2020 adalah Pertarungan tentang Patahana yang bisa bertahan di Kalimantan Selatan dan persaingan dua Patahana ( Bupati vs Wakil Bupati ) di Kabupaten Madina Sumut. Dua daerah ini jadi menarik karena Selisih perbedaan perolehan suara yang mereka dapatkan tergolong  kecil. Artinya persaingan kedua pasang kandidat memang berimbang dan saling berkejaran. Untuk KalSel hal ini menarik, karena sang penantang ternyata hampir bisa mensejajarkan dirinya dengan Patahana. Jadi meski kalah tetapi ada pelajaran yang bisa dipetik dari sana. Di satu sisi ada keyakinan para pemilih akan beralih dari Patahana dan berbalik untuk mendukung Pendatang baru, tetapi faktanya justeru terbalik. Patahana juga yang jadi Pemenang. Begitu juga di Kabupaten Madina, di prediksi Pak Bupati Patahana akan dengan mudah memenangkan Pertarungan, ternyata yang menang malah Patahana Wakil Bupatinya. Apakah ini melulu soal kualitas kepemimpinan atau cara berkampanye yang jadi kunci berhasilan?

Yang jelas Pilkada Madina ada pecah kongsi pada pasangan Patahana. Kita tidak akan mencoba melihat apa masalahnya mereka jadi pecah Kongsi? Faktanya toh mereka tidak bisa “kongsi” itu saja. Jadi sebenarnya kedua pasangan ini mempunyai peluang yang sama. Meski harus diakui bahwa ada asumsi yang lebih diuntungkan tentu Bapak Bupatinya. Karena memang ia yang jadi “pimpinan utama” selama mereka menjabat. Meski juga harus bisa dimaklumi bahwa kinilah saatnya warga Madina bisa memperlihatkan “siapa pimpinan” yang mereka sukai sebenarnya. Tetapi kalau kita lihat dari jumlah yang ikut memberikan suaranya di Pilkada 2020, jumlahnya tidaklah signipikan besarannya ada pada 68.17%  tetapi itu masih lebih besar jika dibandingkan dengan Pilkada Kalsel yang besarannya ada pada 65.03%.

 

Pilkada Kabupaten Mandailing Natal 2020 dilaksanakan pada 9 Desember 2020 untuk memilih Bupati Mandailing Natal periode 2021-2026.

KPU Kabupaten Mandailing natal melaksanakan Rapat Pleno Penetapan Pasangan Calon dalam Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Mandailing Natal Tahun 2020 tanggal 23 September 2020, dan menetapkan adanya tiga pasangan yakni :


Pasangan 1. HM Ja'far Sukhairi Nasution - Atika Azmi Utammi  Pasangan dengan nomor urut 1 ini didukung oleh tiga partai pengusung yakni partai PKB, PKS dan partai Hanura dengan jumlah kursi di legislatif 12 kursi. Pasangan ini memiliki jargon SUKA (Sukhairi-Atika). HM Ja'far Sukhairi Nasution[1] selama ini dikenal sebagai politisi dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Ia juga masih  menjabat Wakil Bupati Madina dan sedang dalam masa cuti kampanye. 

Pada Pilkada Madina tahun 2015 yang lalu ia berpasangan dengan Dahlan Hasan Nasution. Tapi pada Pilkada Madina tahun 2020 ini keduanya berpisah dan mencari pasangan masing-masing. Sukhairi Nasution juga pernah menduduki jabatan Wakil Ketua DPRD Madina periode 2014-2019, tapi ia mundur dari keanggotannya di DPRD Madina karena mengikuti Pilkada tahun 2015 mendampingi Dahlan Hasan Nasution. Sukhairi juga terpilih sebagai anggota DPRD Madina pada periode 2009-2014. 

Sementara Atika Azmi Utammi yang saat ini menjadi calon Wakil Bupati mendampingi Sukhairi Nasution merupakan putri Khoiruddin Nasution dan Hamidah Lubis yang merupakan tokoh masyarakat di wilayah Mandailing Julu. Tika Nasution, panggilan akrabnya, dia merupakan anak ke delapan dari sembilan bersaudara. Untuk panggung politik di Kabupaten Madina nama Atika Azmi masih baru dan beluk banyak dikenal masyarakat, tapi setelah memutuskan maju di Pilkada Madina popularitas Atika Azmi langsung naik. Politikus muda ini kelahiran tahun 1993, lulusan Australia. S1 Bachelor Of Applied Finance Sydney Australia dan S2 Master Of Finance Sydney

 

Pasangan 2. Drs Dahlan Hasan Nasution - H Aswin Parinduri  Pasangan nomor urut 2 ini diusung 7 partai politik yaitu Partai Golkar, PPP, PDI-P, Partai Perindo, Parta Nasdem, PKPI, dan Partai Beringin Karya (Berkarya) dengan jumlah kursi di legislatif 13 kursi.

Dahlan Hasan Nasution sudah terkenal dan dikenal  hampir semua lapisan masyarakat Madina karena ia memang Bupati Madina periode 2016-2021. Saat ini ia sedang cuti kampanye karena maju di Pilkada Madina tahun 2020. Dahlan Hasan Nasution merupakan birokrat atau Pegawai Negeri Sipil (PNS).  Pada tahun 2005 ia pernah ditugaskan sebagai Pejabat sementara Bupati Madina yang kala itu kabupaten Madina sedang melangsungkan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati yang menghasilkan Amru Daulay dan Hasim Nasution sebagai Bupati dan Wakil Bupati Madina terpilih.

Lalu, pada Pilkada pemilihan Bupati dan Wakil Bupati tahun 2010 yang lalu, Dahlan Hasan Nasution ikut maju sebagai calon Wakil Bupati mendampingi Hidayat Batubara sebagai calon Bupati. Pasangan Hidayat - Dahlan memenangkan Pilkada tahun 2010 tersebut. Namun, dalam perjalanan pemerintahan mereka, Hidayat Batubara  ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada bulan Mei tahun 2013. Selanjutnya Dahlan Hasan Nasution diangkat menjadi pelaksana tugas Bupati hingga akhirnya ia dilantik menjadi Bupati Madina depenitif hingga akhir masa jabatan.

Kemudian, pada Pilkada Madina tahun 2015 yang lalu, Dahlan Hasan Nasution maju sebagai calon Bupati Madina didampingi Sukhairi Nasution sebagai calon Wakilnya. Pasangan ini juga sukses memenangkan Pilkada Madina untuk periode 2016-2021. Namun di Pilkada Madina tahun 2020 mereka 'berpisah' dan memilih pasangan masing-masing. Dahlan berpasangan dengan Aswin Parinduri sementara Sukhairi berpasangan dengan Atika Azmi

Sementara calon Wakil Bupati nomor urut 2, Aswin Parinduri. Ia dikenal sebagai pengusaha konstruksi dan politisi. Ia saat ini menjabat Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Madina. Aswin Parinduri salah satu pengusaha sukses di bidang kontraktor jalan dan jembatan serta infrastruktur lainnya.


Pasangan 3. Sofwat Nasution dan Zubeir Lubis  Pasangan dengan nomor urut 3 ini diusung tiga partai politik yaitu partai Gerindra, PAN, dan partai Demokrat. Tiga partai tersebut mempunyai kursi di DPRD Madina sebanyak 15 kursi. Dari rekam jejak pria kelahiran Panyabungan ini lama mengabdikan diri sebagai tentara dan bergabung di Kopassus. Tahun 2018 yang lalu ia pensiun dengan pangkat terakhir Brigadir Jenderal. Sofwat Nasution berpasangan dengan Zubeir Lubis.

Sofwat, begitu ia biasa disapa adalah anak keempat dari pasangan Abdul Hamid Nasution (alm) dan Nur Azikin Siregar (almh). Sofwat dilahirkan di Panyabungan, ibu kota Madina pada 1959.

Lulusan  Akademi Militer (Akmil) tahun 1985. Seskoad (1998), Sesko TNI pada 2008 dan Lemhanas 2013. Sebagai seorang prajurit, Sofwat telah menjalani jenjang penugasannya mulai dari Dan Ton, Dan Ki, Dan Yon serta Dan Grup. Penugasannya lengkap  mulai dari pemimpin di staf, berdinas di intelijen,  berdinas di kewilayahan khususnya Kodim serta Korem. Calon Wakil Bupati nomor urut 3 yaitu Zubeir Lubis. Ia juga tidak asing bagi masyarakat Madina. Ia tiga kali terpilih menjadi wakil rakyat di DPRD Madina dari partai Kebangkitan Bangsa dan terakhir menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Madina. Dia juga merupakan Ketua Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis Kopi Mandailing (MPIG).


Namun, baru saja beberapa bulan menduduki jabatan tersebut Zubeir Lubis mengundurkan diri dari pimpinan maupun keanggotaannya di DPRD Madina. Setelah itu Zubeir Lubis mengatakan maju di Pilkada Madina mendampingi Sofwat Nasution. Selain dikenal sebagai wakil rakyat, Zubeir Lubis juga cukup dikenal sebagai pengusaha. Ia diketahui sebagai pemilik hotel Rindang Panyabungan. 
Kita langsung pada pelaksanaan Pilkada pertama, yakni pada pemilihan umum Kepala Daerah Kabupaten Mandailing Natal 2020 (Pilkada Mandailing Natal 2020) dilaksanakan pada 9 Desember 2020 untuk menentukan Bupati & Wakil Bupati Kabupaten Mandailing Natal periode 2021-2024. Hasil Pemungutan Suara Pilkada Mandailing Natal pada 9 Desember 2020  adalah sebagai berikut :

Nomor Urut

Pasangan Calon Bupati & Wakil Bupati

Hasil Penghitungan

Pasangan Satu

Muhammad Jafar Sukhairi Nst — Atika Azmi Utammi

38,80 %

Pasangan Dua

Dahlan Hasan Nasution — Aswin

39,00 %

Pasangan Tiga

Sofwat Nasution — Zubeir Lubis

22,20 %

Kita persingkat kilas baliknya. Setelah melihat hasil Pada pilkada tanggal 9 Desember 2020, serta dari berbagai temuan masing-masing pasangan terkait pelaksanaan Pilkada di Madina maka pasangan Satu Muhammad Jafar Sukhairi Nasution dan Atikah Azmi Utammi mengajukan gugatan mereka MK. Mereka menilai keputusan KPU Madina yang memutuskan pemenang Pilkada, yakni paslon nomor 02 Dahlan Hasan Nasution-H. Aswin Parinduri, tidak sah. Alhasil, keputusan KPU tersebut dibawa mereka ke MK. Pada tanggal 22 Maret 2021 lalu.

Demikian Juga dengan pasangan Tiga,  Sofwat Nasution-Zubeir Lubis mengggugat Hasil Pilbup Madina. Mereka beralasan menggugat karena KPU tidak melaksanakan penyelenggaraan dengan fair, sehingga kemenangan Dahlan-Aswin layak dibatalkan. Seperti KPU yang dinilai tidak menyampaikan undangan kepada seluruh pemilih. Mereka juga menilai curang dalam penghitungan suara. Banyak saksi yang diduga mendapatkan intimidasi. 

Hasilnya? MK memutuskan mengabulkan sebagian gugatan paslon no.1 untuk menggelar PSU (Pemungutan Suara Ulang) di 3 TPS. KPU Kabupaten Mandailing Natal (Madina) Sumatera Utara kemudian telah menetapkan jadwal pemungutan suara ulang (PSU), terkait putusan Mahkamah Konstitusi (MK) soal sengketa Pilkada Madina 2020. Pemungutan suara ulang akan berlangsung pada 24 April 2021 di TPS 001 Desa Bandar Panjang Tuo Kecamatan Muarasipongi, TPS 001 dan TPS 002 Desa Kampung Baru Kecamatan Panyabungan Utara.


HM Ja'far Sukhairi Nasution - Atika Azmi Utammi
KPU Madina kemudian menjadwalkan PSU dilaksanakan tanggal 24 April dan rekapitulasi hasil penghitungan ditingkat kecamatan tanggal 25 sampai dengan 27 April 2021. Sedangkan rekapitulasi penetapan hasil penghitungan suara ditingkat kabupaten dilaksanakan tanggal 26 sampai 30 April," kata Ketua KPU Madina, Fadhillah Syarief, dilansir Antara, Senin (29/3/2021). Sedangkan untuk penetapan calon terpilih dilaksanakan tanggal 30 April sampai 3 Mei sekaligus pengusulan hasil penetapan pasangan calon terpilih ke DPRD Madina.

Dari pelaksanaan PSU pada tanggal 24 April 2021, dan dari pantauan di lapangan, TPS-001 desa Kampung Baru, Kecamatan Panyabungan Utara Paslon nomor 1 ini memperoleh 128 suara. Jumlah pemilih yang hadir di TPS-001 sebanyak 234 orang ;  sedangkan paslon nomor 2 mendapat perolehan 107 suara. Sementara di TPS-02 Kampung Baru,  paslon 1 memperoleh 125 suara, dan paslon 2 memperoleh 127 suara dari jumlah pemilih sebanyak 256 orang.

Di TPS-001 di Desa Bandar Panjang Tuo, Kecamatan Muarasipongi, Rinciannya, paslon nomor Urut 01 memperoleh 116 suara dan paslon nomor Urut 02 memperoleh 216 suara. Sedangkan pemilih yang datang ke TPS sebanyak 338 orang.

Dengan demikian dari Hasil PSU ini jika digabungkan dengan Pemungutan Suara Pertama pada tanggal 9 Desember 2020  maka perolehan  total suara ketiga paslon  adalah paslon nomor urut 01 mendapat 79.156 suara. Paslon nomor urut 02 meraih 79.002 suara. Sedangkan paslon nomor urut 03 mendapat 44.949 suara. Pasangan SUKA yang diusung PKS, PKB dan partai Hanura unggul atas pasangan Dahlan Hasan-Aswin (Dahwin) dengan selisih 154 suara.

Dengan kekalahan 154 suara Pasangan No Urut 2 masih mengajukan gugatan ke MK, lengkap dengan berbagai barang buktinya. Namun demikian pada kesimpulannya MK memutuskan menolak permohonan sengketa Pilkada Mandailing Natal (Madina) yang diajukan oleh pasangan Bupati dan Wakil Bupati Nomor Urut 2 Dahlan Hasan Nasution-Aswin. Hakim MK menilai hasil rekapitulasi suara setelah pelaksanaan pemungutan suara ulang (PSU) yang dimenangkan oleh pasangan nomor urut 1 Jakfar Sukhairi Nasution-Atika Azmi Utammi itu telah sah dan sudah sesuai dengan peraturan UU yang berlaku. 

Apa yang bisa kita katakan? Sebenarnya Pilkada di Kabupaten Madina ini adalah gambaran dua patahana yang PISAH KONGSI. Dalam pertarungan seperti apapun bentuknya, tetapi yang terjadi sebenarnya adalah tidak adanya lagi “kebersamaan” antara Bupati dan Wakilnya. Mereka jelas-jelas tidak bisa lagi menjalin kerja sama untuk lebih semangat membanngun Madina, tetapi mereka lebih memperlihatkan sisi perbedaannya. Mereka mengambil jalan “Tarung” untuk melihat siapakah sebenarnya yang bakal dijadikan pemimpin Madina di masa yang akan datang. Jadi pertarungan Pilkada Madina lebih memperlihatkan pertarungan dua Patahana yang sudah tidak bisa bekerja Sama. Dan ternyata patahana wakil bupati lebih unggul bila dibandingkan dengan mantan Bosnya. Madina kini berada dalam kepempimpinan mantan Patahana Wakil Bupati. Kita tinggal mengamati yang manakah yang terbaik dari keduanya.

Kalau kita sandingkan dengan Pilkada di Kalimantan Selatan jelas sangat berbeda, yakni pertarungan antara Patahana dengan pendatang baru, pertarungan yang beda kelas, beda pengalaman dan berbeda habitat. Meski Patahana bisa mempertahankan kemenangannya, tetapi apa yang dilakukan oleh pasangan Deny-Difriadi sudah luar biasa. Soal masih kalah, ya memang begitulah Pilkada. Pasti ada yang menang dan harus ada yang kalah.




[1] Profil para calon ini di tulis ulang dari sumbernya-https://sumut.antaranews.com/berita/336561/ini-profil-tiga-pasangan-bakal-bupati-dan-wakil-bupati-madina-2020

August 3, 2020

Dinasti Politik Dalam Pilkada




Dinasti Politik Dalam Pilkada

Model kandidasi politik yang berkembang di Indonesia dapat dikatakan sebagai cek kosong kandidasi. Pemilih tidak memiliki akses untuk terlibat, apalagi dilibatkan dalam proses politik yang amat penting.

Oleh  :  Moch Nurhasim

Dominannya politik kekerabatan dalam pemilihan kepala daerah di Indonesia bukanlah isu baru. Ini semua sebagai dampak dari mandeknya proses kaderisasi partai kita sehingga politik kekerabatan telah mengisi ruang kosong proses kaderisasi politik di era Reformasi. Bedanya, di era Orde Baru ada ”konsentrasi” politik kekerabatan pada sedikit orang, sementara di era Reformasi politik kekerabatan telah meluas hingga tingkat paling rendah (hingga desa).

Fenomena calon kepala daerah yang diisi oleh kerabat politik di tingkat nasional dan lokal menandakan perkembangan politik kita terjebak orientasi dangkal. Pertimbangan kalah menang dalam pilkada jauh lebih menonjol ketimbang perhitungan penyiapan kader-kader politik secara jangka panjang. Akibatnya, pengisian jabatan-jabatan politik yang penting tak bisa lepas dari kepentingan politik keluarga. Sebut saja beberapa nama yang maju pada pilkada 9 Desember 2020 mendatang, yaitu Gibran Rakabuming Raka (putra Presiden Jokowi), Hanindhito Himawan Pramono (putra Sekretaris Kabinet Pramono Anung), Siti Nur Azizah (putri Wakil Presiden Ma’ruf Amin), dan sejumlah keluarga tokoh politik tingkat nasional hingga lokal.

Representasi simbolik

Model kandidasi politik pilkada yang kental dinasti politik telah mengubah makna representasi politik. Hanna Fenichel Pitkin dalam buku klasiknya, Representation, menyebut ada tiga jenis representasi, yakni deskriptif, simbolik, dan agen. Deskriptif berkaitan dengan keinginan orang banyak, sementara simbolik lebih menjadi representasi dari sebuah kepentingan, dan agen mencerminkan kepentingan aktor agar bertindak seperti keinginan para pemilihnya dalam pemilu.Representasi simbolik adalah cermin dari proses kandidasi politik yang eksklusif, ditentukan oleh segelintir elite. Pertimbangan kalah menang dalam pilkada jauh lebih menonjol ketimbang perhitungan penyiapan kader-kader politik secara jangka panjang.

Meskipun ada penolakan dari bawah—tingkat dewan pimpinan cabang (DPC), misalnya—keputusan dewan pimpinan pusat (DPP) tidak boleh diganggu gugat. Kondisi demikian terjadi akibat pola kandidasi politik tak pernah mencerminkan demokrasi internal partai yang sebenarnya.

Ruang demokrasi internal partai cenderung dikooptasi oleh kepentingan politik elite. Selain dikooptasi, demokrasi internal partai diubah substansinya menjadi musyawarah segelintir orang dalam memutuskan masa depan partai di satu sisi dan masa depan kepemimpinan politik yang akan berdampak pada masyarakat luas di sisi yang lain.


Apa dampaknya? Proses kandisasi politik—khususnya pada penentuan calon kepala daerah di tingkat lokal, tidak perlu merespons keinginan kader partai. Kepentingan simbolik, siapa yang akan dicalonkan, adalah hak ketua umum partai. Karena itu, penentuan calon kepala daerah menjadi misteri karena rekomendasi ketua umum dan sekjen partai menjadi surat sakti yang bisa mengalahkan prosedur internal yang telah dianut oleh partai politik.

Dalam banyak kasus, proses pencalonan terkadang di luar nalar. Umumnya calon kepala daerah yang berasal dari kerabat politik atau politik kekerabatan diajukan melalui beberapa proses, di antaranya pertama, penguasaan struktur partai di tingkat kabupaten dan/atau provinsi baru kemudian mengajukan diri sebagai calon dalam proses seleksi internal partai (khususnya di tingkat DPP).

Kedua, politik jalan pintas yang biasanya disebabkan kerabat politiknya memiliki hubungan kedekatan dengan ketua umum partai atau orang penting di partai. Ketiga, melalui agen khusus yang memiliki akses ke ketua umum partai. Ketiga pola di atas umumnya sering terjadi pada proses kandidasi penentuan calon kepala daerah. Perdebatan lalu mencuat ke permukaan, apakah pola-pola tersebut salah? Terhadap hal itu, ada tiga hal yang perlu menjadi perhatian.

Pertama, apakah partai memiliki standar pengujian terhadap setiap kandidat yang mendaftar secara akuntabel? Artinya, dalam menentukan seseorang sebagai kandidat yang terpilih bergantung pada kriteria yang adil sebagai basis pertimbangan partai dalam menentukan calon. Kedua, apakah prosesnya terbuka atau tertutup? Dan ketiga, siapa yang dominan terlibat dalam proses penentuan calon kepala daerah?

Ketiga pola di atas umumnya sering terjadi pada proses kandidasi penentuan calon kepala daerah.

Sebagai contoh, dalam politik di Amerika Serikat, politik keluarga menjadi salah satu unsur yang tak bisa dilepaskan dalam kandidasi politik, baik dalam mencari sosok calon presiden, senator dan anggota DPR, maupun gubernur. Yang berbeda ialah setiap calon memiliki kesempatan yang sama untuk diuji, baik secara elektoral maupun kemampuan politiknya. Pengujian calon ditentukan melalui pemilu pendahuluan pada internal partai. Setiap calon memiliki kesempatan yang sama, konstituen dan kader partailah yang berhak menentukan siapa calon yang akan diusung oleh partai.

Sementara pada kasus partai-partai di negara-negara Eropa, prosesnya tidak terbuka seperti di Amerika Serikat. Partai di Eropa lebih memilih cara demokrasi ”terbatas” secara internal. Mekanisme yang dikembangkan adalah setiap calon (kandidat) akan dipilih oleh delegasi dari partai yang berasal dari kader, pengurus, dan elite- elite partai. Proses penjaringan dan penentuan kandidat melibatkan banyak orang.Bagaimana dengan kasus Indonesia? Rasanya sudah menjadi rahasia umum, kedua pola proses kandidasi politik di atas, baik praktik di Amerika Serikat maupun di sejumlah negara di Eropa, tidak dijadikan sebagai pembelajaran (benchmarking).Indonesia memiliki pola sendiri, di luar kedua pola yang disebut di atas. Ciri utama dari pola kandidasi politik partai di Indonesia adalah pola eksklusif yang cenderung tertutup. Sumber kader yang dipilih bisa sama dari politik kekerabatan seperti di Amerika atau kawasan lain, tetapi mekanisme pemilihan yang membedakannya.

Pola kandidasi politik di Indonesia lebih cenderung pada pola oligarki partai karena dalam prosesnya hanya melibatkan sedikit orang. Beberapa partai menggunakan panitia seleksi (nominating committee), tetapi hasil akhir penentunya adalah ketua umum.

Ketua umum partai menjadi penentu segalanya. Ciri demikian tidak bisa disepadankan dengan demokrasi internal di negara yang demokrasinya sudah maju. Dalam wujud yang lebih praktis, cara kandidasi politik demikian umumnya dikemas sebagai demokrasi internal yang cacat karena oligarki dan kepentingan simbolik elite partai jauh lebih dominan ketimbang kepentingan-kepentingan representasi yang lebih luas.

Cek kosong kandidasi

Oleh karena itu, model kandidasi politik yang berkembang di Indonesia dapat dikatakan sebagai cek kosong kandidasi. Apa maksudnya? Pemilih tidak memiliki akses untuk terlibat, apalagi dilibatkan dalam proses politik yang amat penting. Jangankan pemilih, pengurus partai di tingkat lokal pun jarang yang didengar suaranya, apalagi dilibatkan dalam musyawarah.

Alasan penentuan kandidat yang didasarkan pada kerabat politik terkadang dimanipulasi dengan politik pencitraan elektabilitas. Modal sebagai anak, menantu, istri, keponakan, dan cucu dari tokoh-tokoh politik tertentu dijual dalam pilkada. Gaya berpolitik demikian ibarat mendayung politik dalam ruang politik tradisional.

Para elite politik memanfaatkan kondisi budaya yang masih permisif terhadap anak pejabat, anak orang kaya, anak kiai, anak tokoh-tokoh besar, dan lainnya. Politik kekerabatan kemudian dikemas dalam narasi yang tidak mendidik, bukan program dan pengalaman politik yang ditawarkan, melainkan jejaring patron-klien politik yang lebih ditonjolkan.

Kondisi politik demikian akan menimbulkan munculnya kader-kader partai dadakan dan kader karbitan. Kehadiran mereka telah memotong dan merusak sistem pengaderan internal partai politik. Dan, yang lebih mengenaskan, apabila pengisian jabatan-jabatan politik strategis lebih condong pada politik kekerabatan justru mendorong perubahan organisasi partai dari organisasi politik bersama menjadi organisasi politik dinasti atau keluarga.

Moch Nurhasim Peneliti pada Pusat Penelitian Politik LIPI.

Sumber  :  https://www.kompas.id/baca/opini/2020/07/30/pilkada-dinasti-politik/   atau Kompas.id. 30 Juli 202006:10 WIB•6 menit baca


June 2, 2020

7 Cara Menulis Artikel Yang Disukai Koran



7 Cara Menulis Artikel Yang Disukai Koran



Mengirimkan artikel ke Koran atau umumnya kolom opini di media massa, mungkin menjadi dambaan bagi para penulis. Entah menulis untuk  koran berskala nasional atau pun lokal, yang jelas ada prestise tersendiri bagi penulisnya serta kepuasan berbagi perspektif pada masyarakat. Namun demikian, kita harus punya perhitungan, sebab kita akan bersaing dengan banyak penulis profesional. Keraskah persaingan itu? Jawabnya tentu relative. Kalau tulisan anda memang bagus dan berkualitas serta pada waktu yang tepat, maka kemungkinan artikel anda untuk dimuat besar sekali. Tetapi apakah itu suatu jaminan? Tentu tidak, sebab pada ahirnya yang berhak menentukan dimuat tidaknya tulisan anda tersebut tergantung Redaksi dan Pimpinan Redaksinya. 
Dalam upaya menulis di media arus utama ini, kita perlu banyak belajar dari penulis lain tentang keberhasilan mereka menembus media massa. Yakni dengan membaca artikel-artikel mereka serta memperhatikan waktu artikel tersebut dimuat.  Salah satu rubrik paling polpuler adalah opini, dimana banyak penulis profesional begitu antusias menulis di sini. Karena itu, saya ingin mengatakannya di sini, bahwa mencoba kemampuan menulis anda bisa diukur dari sisi ini. Meski demikian bukan berarti sebuah tulisan yang tidak bisa dimuat di suatu kolom opini Surat Kabar berarti tulisan tersebut jelek. Dalam hal ini ada terpaut soal selera. Tetapi sebagai calon penulis professional hal seperti ini bisa jadi pertanda. Mampukah anda membuat tulisan dan dimuat di Koran tersebut. Mulailah berjenjang, urutkan dari Koran kecil di kota anda, kemudian ke kota tetangga dan seterusnya hingga Koran terbaik di negeri ini. Menurut saya ide seperti itu akan mampu menumbuhkan adrenalin kepenulisan anda, dan itu sesuatu yang menarik.
Saya pernah berada pada kondisi seperti itu, tetapi motivasinya berbeda. Waktu tahun-tahun 70 an saat masih mahasiswa di UGM Yogyakarta, saya berjuang untuk bisa menjadi penulis Koran demi mendapatkan honornya. Saat itu belum ada computer, belum ada wifi dan kehidupan Online. Yang ada barulah mesin tik dan Tip Eks sebagai penghapusnya. Di tengah berbagai keterbatasan dan kegiatan perkuliahan, saya melakukan pelatihan menulis dengan otodidak ( Kisah selengkap nya sobat bisa lihat dibuku saya: Ketika Semua Jalan Seolah Tertutup… Menulis Malah Memberiku Semuanya). Hasilnya setelah enam bulan berjuang barulah satu tulisan saya dimuat di Koran  Dua Mingguan Eksponen di jalan KH Dahlan-Yogyakarta. Senangnya bukan main.


 Dua bulan berikutnya, hampir semua Koran nasional sudah menerbitkan artikel-artikel saya. Yang Paling melegakan, saya dapat mempertahankan penghasilan honor dari tulisan saya tiap bulannya antara 17-35 ribu rupiah. Sutau capaian yang tidak sederhana. Saya masih ingat anak bupati yang kostnya di Realino waktu itu wesselnya baru sebesar Dua puluh lima ribu rupiah. Harga beras per Kg baru tiga puluh rupiah. Jadi harga satu artikel di harian Nasional seperti Kompas-Sinar Harapan dan Surabaya Post waktu itu bervariasi antara 17,500 sampai 30,000 rupiah atau setara dengan 580 kg -1000 kg beras ukuran sedang, sementara Koran Lokal seperti Kedaulatan Rakyat, Pikiran Rakyat dan Suara Merdeka bervariasi antara 1500-2500 rupiah. Berkaca dengan pengalaman ini maka menjadi penulis professional adalah soal kemauan.
Inilah beberapa tips atau kiat yang umumnya dilakukan para penulis pemula, sehingga tulisannya berhasil menembus media. Di antaranya;
Perhatikan gaya penulisan media tersebut. Demikian juga dengan gaya penulisan opininya di koran tersebut, sebab masing-masing media mempunyai standar dan selera penulisan yang berbeda.
Topik Aktual. Koran terbit setiap hari, isu berubah setiap saat. Untuk menulis topik aktual, tantangannya adalah  untuk tidak hanya mengerti isu-isu terdahulu tapi juga memprediksi isu yang akan datang. Karena itu mengikuti isu yang tengah berkembang di media tersebut, namun bukan semacam berita melainkan opini dengan berbagai perspektif. Sebagai penulis opini, kita dituntut cermat menghadirkan perspektif baru untuk mengurai persolan yang tengah terjadi bahan penulisan melalui tersebut tersebut.


Ide Orisinal, Bukan Plagiat atapun Kompilasi. Terka dang data didapat dari tulisan lain. Tapi yang perlu diperhatikan, jangan sampai data itu justru menjadi yang utama dalam tulisan. Kembangkan ide terlebih dahulu baru kemudian data mengikuti.
 Argumentasi Logis.Logisme adalah syarat mutlak supaya ide dapat diterima dengan baik oleh masyarakat. Karena, tujuan menulis sejatinya adalah untuk menyumbangkan solusi dan tidak bertele-tele. Kurangi kata ‘kita’. Karena kata ‘kita’ mengesankan tulisan tersebut adalah tajuk rencana atau tulisan untuk meyapa redaksi. Sebut saja saya atau penulis kecuali kalau sifatnya memang sudah common sense.
Mengikuti Aturan.Perhatikan betul ejaan yang digunakan. Perhatikan pula aturan yang ditentukan oleh redaksi, misalnya: jenis tulisan, jumlah karakter, margin, spasi, dan seterusnya. Sebaik-baiknya tulisan tapi jika tidak mengikuti aturan tetap akan ditolak oleh redaksi. Kemudian menggunakan Bahasa yang Sopan.Keba nyakan media kini menerima tulisan melalui e-mail. Karena kemudahan ini, terkadang kaidah dan etika menulis surat terabaikan. Tulislah isi e-mail dengan sapaan kepada redaksi dan berisi maksud e-mail tersebut dengan bahasa yang sopan. Dengan begitu, redaksi jadi lebih merasa dihormati.
Perbanyak referensi. Sebuah tulisan akan sulit meyakinkan redaksi kolom opini jika referensinya kurang meyakinkan, entah itu sebagai data penguat, atau teori yang digunakan dalam menopang perspektif tulisannya. Meski referensi yang berlebihan juga pasti akan menyebalkan, dan itu tentu tidak disukai.
Afiliasi dalam sebuah lembaga atau organisasi. Biasanya, background seorang penulis opini juga dipertim bangkan. Hal ini bisa dimaklumi, misalkan anda seorang peneliti dari lingkungan Kementerian Pertahanan. Meskipun apa yang anda tuliskan sebenarnya tidak jauh beda dari penulis lainnya, tetapi latar belakang anda dari Kementerian terkait telah mempunyai nilai tersendiri bagi mereka. Lagi pula Harian tersebut ada juga keinginan untuk melahirkan penulis dari lingkungan Kementerian Pertahanan. Dari pengalaman penulis sendiri, sering terasa ada perhatian dari Redaksi terkait dimana posisi penulisnya. Saya masih ingat takkala penulis melakukan penegasan batas antara Indonesia dan Papua New Guinea, semua tulisan yang saya kirimkan dari lokasi tersebut dimuat oleh media yang saya kirimi. Begitu juga pada saat saya melaksanakan Kuliah Kerja Nyata, semua tulisan-tulisan dari lapangan tersebut dimuat oleh media yang saya kirimi. Kesan saya waktu itu, redaksinya seperti ingin membantu penulisnya. Dengan kata lain latarbelakang si penulis termasuk sesuatu yang jadi pertimbangan redaksi.
Juga jangan lupa untuk melampirkan data diri penulis. Syarat yang satu ini juga penting. Jangan lupa cantumkan scan KTP atau tanda diri lainnya seperti nomor NPWP, nomor rekening (biasanya ada honor untuk penulis), dan foto diri . Untuk syarat seperti ini, biasanya agak berbeda antara Koran yang satu dan lainnya, karena itu perlu disesuaikan dengan permintaan media bersangkutan

January 1, 2020

Penting MenangKan PilkadaMu, Jalur Partai atau Independen Tidak Soal



Penting MenangKan PilkadaMu, Jalur Partai atau Independen Tidak Soal

Kalau mau maju Pilkada, cita-citanya ya Pasti Ingin Menang. Mau menang Dalam  Pilkada? Ya pastilah… semua peserta Pilkada menginginkan agar bisa memenangkan pertarungan dalam Pilkada. Masalahnya, apakah lebih mudah memenangkan Pilkada lewat jalur Partai atau Jalur Independen? Apakah kampanye akan lebih moncer lewat mesin partai atau lewat Lembaga Survei atau lewat Konsultan Politik? Dan mana yang lebih mahal? Ya selama ini umumnya orang hanya percaya kalau mau menang dalam Pilkada ya Calon tersebut haruslah punya elektabilitas serta ketokohan yang baik. Artinya Calon tersebut sudah lama berkecimpung di tengah-tengah masyarakat serta mempunyai reputasi yang baik. Semua percaya kalau tokoh seperti itu memang pasti akan mendapat dukungan dari warga. Calon yang seperti itu dipercaya akan mudah memenangkan pertarungan di Pilkada. Masalahnya tidak banyak Tokoh yang seperti itu.
Pada pilkada serentak di Desember 2015 khususnya di Papua, ada hal yang cukup menarik perhatian saat itu yakni pada PILKADA Kabupaten  Supiori yang dimenangkan oleh pasangan melalui jalur independen.  Pada waktu peristiwa itu ada terasa efeknya dalam memberikan semangat bagi para Calon yang ikut Pilkada lewat jalur Independen. Pada Pilkada tahun 2015, jumlah pasangan calon yang mendaftar lewat jalur perseorangan tercatat ada 135 pasangan.  Jumlah ini ternyata mengalami penurunan pada Pilkada tahun 2017. Di tahun tersebut, angkanya turun menjadi hanya 68 pasangan, dan terus menurun.
Pada umumnya para Calon yang ikut Pilkada lewat jalur Independen adalah karena masalah Biaya. Ya biaya kalau mau ikut jalur Parpol biaya atau maharnya tidaklah murah. Sudah itu, kalau mau mengoperasikan mesin partai juga akan membutuhkan biaya yang lebih besar. Belum lagi dengan masalah Birokrasinya. Jadi kalau lewat jalur independen maka dana-dana itu bisa langsung dimanfaatkan untuk membiayai kebutuhan kampanye. Akan jadi masalah Bila. Sudah lewat jalur Independen tetapi tidak juga memanfaatkan Konsultan Politik atau Lembaga Survei, dan dananya juga sangat terbatas.  Ya memang lain lagi. Enaknya lewat jalur Indepen, ya kalau bisa menang lewat jalur Independen maka beban politiknya jauh lebih “bebas” daripada lewat jalur Partai yang pada umumnya dikunci lewat “kontrak politik” atau ada deal-deal tertentu yang seringkali cukup mengikat.
Namun satu hal yang perlu digaris bawahi. 



Kalau mau maju Pilkada tanpa punya uang dan tidak lewat jalur Partai. Maka jelas itu adalah sesuatu yang menyalahi kodratinya. Intinya kalau memang mau maju jadi Calon Pilkada yang harus professional, pakailah jalur partai dan jadilah besar bersama partai. Kalau anda seorang professional tetapi ingin maju Pilkada maka anda memang harus punya dana. Artinya akalau anda datang di luar katagori itu. Yakni bukan orang partai dan juga tidak punya uang tetapi ingin maju lewat pilkada, jelas ada yang enggak nyambung di sana. Anda hanya melampiaskan “hasrat politik” anda saja.

Koordinator Komite Pemilih Indonesia Jerry Sumampouw memprediksi, minat pasangan calon perseorangan atau independen untuk ikut serta pada kontestasi Pilkada 2020 bakal sepi. Calon kepala daerah diprediksi bakal didominasi dari kalangan partai politik. Sebab, selain syarat calon perseorangan berat, oligarki pada penyelenggaraan negara juga semakin menguat. "Prediksi saya calon perseorangan di (Pilkada) 2020 makin sedikit. Karena oligarki kita makin kuat, apalagi persyaratan calon perseorangan berat," kata Jerry dalam sebuah diskusi di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, Senin (23/12/2019).
 UU Pilkada Seharusnya perlu direvisi, Jerry mengatakan, setidaknya, ada empat hal yang menandakan menguatnya oligarki. Pertama, maraknya politik uang. Persoalan ini, baik di pilkada maupun pemilu, belum juga dapat dituntaskan. Kedua, adanya politik dinasti yang dikuasi  elite. Ketiga, makin banyaknya calon kepala daerah tunggal, dan terakhir makin sedikitnya calon perseorangan. "Empat hal ini menurut nya memperlihatkan memang oligarki itu akan makin kuat, karena jabatan dan demokrasi sebagai wacana-wacana kita itu dikuasai oleh para elite," ujar Jerry. "Dan para elite lah semua yang menentukan hajat hidup demokrasi kita, hajat hidup pemilu kita, dan hajat hidup orang-orangnya," lanjutnya.
Apa yang dikatakan oleh Jerry terkait Oligarki mungkin ada benarnya, tetapi hemat saya terlalu dibesar-besarkan. Karena, sejatinya  Pilkada dan pemilihan umum pasti akan melahirkan oligarki baru dalam sebuah sistem pemerintah. Kalau sistem Pilkada dan Pemilu nya baik pastilah melahirkan Oligarki baru. Artinya bukan Oligarki yang itu-itu saja. Pada pemahaman yang sederhana, oligarki politik adalah bentuk pemerintahan dimana kekuasaan berada ditangan minoritas kecil. Menurut Jeffry A Winters (2011) Oligarki mengkonstruksikan pada dua dimensi. Dimensi pertama, oligarki yang bertautan dengan kekuasaan dan kekayaan materil. Dimensi kedua, oligarki yang terikat dengan jangkauan kekuasaan yang luas dan sistemik.
Yang jelas untuk saat ini memang persyaratan bagi para Calon Pilkada lewat jalur independen jelas jauh lebih berat.  Karena memang sistemnya dibentuk untuk memperkuat sistem ke partaian. Sebagaimana kita maklumi bahwa Partai Politik adalah elemen penting dalam demokrasi seperti juga yang kita lihat di negara negara lain. Secara teori dan secara per -undang-undangan sekurang kurangnya mempunyai beberapa fungsi yaitu fungsi edukasi politik, rekrutment politik dan menyerap dan menyalurkan aspirasi politik masyarakat.Bukanlah barang haram kalau dikatakan bahwa Partai Politik berjuang untuk merebut kekuasaan dan kekuasaan itu akan digunakan untuk merealisasikan program partai yang bermuara kepada peningkatan kesejahteraan rakyat. Sesungguhnya ada peran luhur Partai Politik untuk peningkatan kemajuan bangsanya. Semua itu demi kepentingan Rakyat.
Untuk jalur independen, berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 tahun 2016 tentang Pilkada, sebagai dasar Pilkada Serentak 2020, potensi bakal calon independen untuk bisa maju menjadi kandidat semakin sulit. Karena syarat minimal dukungan calon perseorangan yang maju tingkat bupati/wali kota yaitu 10 persen untuk jumlah DPT hingga 250.000; 8,5 persen untuk jumlah DPT antara 250.000-500.000; 7,5 persen untuk jumlah DPT antara 500.000-1 juta; dan 6,5 persen untuk jumlah DPT di atas 1 juta. Pun hal tersebut tidak hanya berbentuk berkas administrasi saja, namun harus dibuktikan dengan metode verifikasi faktual yang harus memeriksa seluruh dokumen dukungan untuk calon independen yang jumlahnya bisa mencapai ratusan ribu dukungan.



Menangkan PilkadaMu

Kalau mau memenangkan Pilkada, maka ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan agar lebih mudah dalam memenangkan pertarungan dalam Pemilukada. Pertama, kemasan figur. Kedua, program kerja, dan ketiga kinerja mesin kampanye politik sebagai pendulang suara. Jika ingin menang tiga faktor ini harus digarap serius.  Diatas semua itu anda harus punya data yang valid yang diperoleh dari hasil Riset yang baik dan benar. Anda harus punya atau mampu membiayai Tim Riset yang bisa memberikan data yang sebenarnya. Tugas tim riset fokus untuk mencari data-data pendukung. Jelasnya melakukan riset tentang kondisi masyarakat di daerah Pilkada untuk mengetahui peta politiknya. Bagaimana tingkat dukungan awal para pemilih kepada para calon yang akan ikut berkompetisi. Data-data inilah kemudian yang di analisis dan dijadikan rekomendasi tindakan yang perlu dilakukan tim sukses. Baik dalam bentuk pencitraan politik, rumusan program kerja atau tindakan lain. 
Tim riset harus bekerja secara objektif dalam melihat realitas politik yang ada sebagaimana adanya. Dari data Tim Riset inilah di visualkan perwujudan Tokoh. Pemolesan Tokoh sehingga menjadi Idola warga yang dipadukan dengan Program Kerjanya.  Sedangkan tim sukses bertugas melakukan mobilisasi terkait rekomendasi yang diberikan berdasarkan hasil Tim Riset. Jadi ada dua tim, yaitu tim riset dan tim sukses. Sebagai kandidat anda bisa memilih Tim Riset dan sekaligus menjadikannya bagian dari Tim Sukses, atau membuatnya dua bagian yang berbeda. Tetapi tetap dalam satu manajemen.
Menurut survey yang dilakukan oleh Pew Research Center for the People and the Press terhadap sekitar 200 konsultan politik di seluruh dunia pada tahun 1997 – 1998, ditemukan fakta bahwa kualitas dari pesan-pesan kampanye politik dan strategi pencitraan para calon pemimpin yang maju Pilkada merupakan faktor utama dalam menentukan kemenangan dalam pemilihan, sehingga selain faktor biaya yang mutlak dipersiapkan untuk menggerakkan mesin politik calon kandidat, pencitraan calon pilkada merupakan kunci penentu kemenangan.
Bagi sebagian besar warga pendekatan program kerja yang ditawarkan oleh calon pilkada hanya akan dimengerti oleh publik yang “melek” politik. Tetapi bagi publik yang “buta” politik, mereka akan lebih suka melihat citra para calon pemimpin itu sendiri. Pengertian citra dalam hal ini berkaitan erat dengan suatu penilaian, tanggapan, opini, kepercayaan publik, asosiasi, lembaga dan juga simbol simbol tertentu terhadap personel yang diusung oleh partai. Dengan demikian, tanggapan dan penilaian publik merupakan unsur penting dalam melakukan penelitian tentang Citra. Citra (image) adalah seperangkat keyakinan, ide dan kesan seseorang terhadap suatu obyek tertentu. Sikap dan tindakan seseorang terhadap obyek tersebut akan ditentukan oleh citra obyek yang menampilkan kondisi yang paling baik. Karena itu Pencitraan adalah salah satu kunci sukses pilkada anda.
Jadi dalam garis besarnya memasarkan seorang calon Pilkada tak ubahnya seperti memasarkan sebuah produk atau jasa kepada target pasarnya. Pada dasarnya, jika diibaratkan pemasaran produk, target pasar untuk pemilukada adalah para pemilih (voters), yang kalau kita cermati secara lebih teliti terbagi dalam empat (4) segmen. Segmen pertama adalah pemilih ideologis (ideologist voters); yang kedua adalah pemilih tradisional (traditional voters); yang ketiga adalah pemilih rasional (rational voters) yang terbagi dalam pemilih intelektual dan non partisan; dan yang keempat adalah pemilih yang masih berubah-ubah (swing voters). Dari data empiris memperlihatkan persentasenya sebagai berikut : Ideologist dan Traditional Voters menguasai sekitar 40% dari market share, sedangkan Rational Voters dan Swing Voters menguasai sekitar 60% dari market share (Priosoedarsono, 2005 ). Nah sebagai calon Gubernur, calon bupati atau calon walikota anda dan tim sukses anda harus dapat merebut suara tersebut sebanyak bisa.
Jadi apakah anda lewat Jalur Partai atau jalur Independen sebenarnya bukanlah masalahnya. Tetapi bagaimana anda bisa memanfaatkan Tim Riset yang baik, memanfaatkan mesin partai secara maksimal dan membangun Tim Sukses yang Solid? Itulah persoalannya. Meski anda dari jalur Independen tetapi bisa memanfaatkan Tim Riset yang baik, dan mampu memoles pigure serta Penampilan guna pencitraan sang Tokoh, serta mampu membuat Program Kerja Yang Unggul serta Kinerja Tim Kampanye yang mumpuni. Maka percayalah peluang Anda untuk menang Pilkada akan jelas dan bisa dipercaya akan berhasil.